Rabu, 15 Desember 2010

Purworejo Kembangkan SRI Organik 200 Hektar


Selama tahun 2010, petani di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo mengembangkan padi dengan System of Rice Intensification (SRI) organik pada lahan seluas 200 hektare. Untuk melancarkan program tersebut, pemerintah pusat memberikan bantuan Rp 3,09 miliar untuk kelompok tani (kelomtan).

Setiap kelompok tani mendapat bantuan Rp 309 juta dan diwajibkan mengembangkan padi SRI pada lahan seluas 20 hektare. Bantuan tersebut dialokasikan untuk pembangunan rumah kompos , pembelian 30 ekor sapi, kendaraan roda tiga, alat pembuat pupuk organik (APPO), serta sekolah lapang.

Selain itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purworejo juga memberikan bantuan stimulan berupa peralatan pendukung pembuatan pupuk organik dan pembangunan kandang sapi berkapasitas delapan ekor. Selain itu, kelomtan juga mendapat bantuan pompa air dari Dana Alokasi Khusus (DAK).

Selain bantuan dari pemerintah, masyarakat juga melakukan swadaya dalam memenuhi kekurangan kapasitas kandang sapi. "Kandang sapi yang dibuat pemerintah hanya untuk delapan ekor, kekurangannya dibangun oleh petani secara swadaya," ungkapnya.

Bantuan tersebut diberikan kepada sepuluh kelompok tani (kelomtan) yang menjalankan program SRI. Kelompok tersebut terdapat di Desa Ringgit (2 kelomtan), Wasiat (2), Kaliwungu (2), Ngombol (1), Tunjungan (1), Rasukan (1), dan Candi (1). "Kami sudah buat komitmen dengan petani di sepuluh kelompok tersebut. Mulai 2010, petani menyatakan sanggup melaksanakan pertanian organik dengan metode SRI," ungkap Abdul Malik, Kasi Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian dan Kehutanan (Distanhut) Kabupaten Purworejo, kepada KRjogja.com, Rabu (15/12).

Pertanian dengan SRI memanfaatkan potensi organik yang terdapat di lingkungan kelompok tani. Petani membuat pupuk organik, pupuk cair, serta pestisida secara mandiri. Petani menggunakan material organik sejak pengolahan tanah hingga panen padi. Selain kotoran sapi, petani juga bisa menggunakan potensi lain seperti dedaunan, jerami, atau sampah rumah tangga untuk membuat pupuk organik.

Menurutnya, sulitnya mengubah budaya petani untuk beralih menggunakan pupuk organik, menjadi kendala penerapan SRI. Petani beranggapan, hasil panen padi organik lebih rendah daripada tanaman yang menggunakan pupuk kimia. Padahal, pertanian dengan SRI bisa meningkatkan produksi padi, hingga delapan hingga sembilan ton gabah setiap hektare. "Selama menerapkan standar operasional SRI, yakni tujuh ton pupuk organik setiap hektare sawah, maka hasilnya akan maksimal," terangnya.

Sumber:KRjogja

0 komentar:

About This Blog

Blog ini berisi kumpulan berita dari berbagai sumber.

Terutama yang berhubungan dengan Purworejo.

Semoga bisa membantu anda mengenal kota ini lebih dalam.

Terimakasih.

Berita Purworejo 2010 Presented By d-_-b

Back to TOP