Senin, 14 Maret 2011

Program DME Patutrejo Terancam Gagal

PURWOREJO (KR) - Percontohan Desa Mandiri Energi (DME) di Patutrejo Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo terancam gagal. Sebulan terakhir, aktivitas pembuatan biodiesel berbahan biji Nyamplung di Desa Patutrejo berhenti. Kelompok masyarakat yang diminta mengelola satu unit instalasi pembuatan biodiesel kesulitan menjalankan usaha akibat kesulitan mendapatkan bahan baku biji dan tingginya biaya operasional yang juga mengakibatkan harga jual biodiesel minimal harus Rp 30 ribu per liter.

“Agar biaya produksi bisa ditutup, harga satu liter biodiesel kami hitung Rp 30 ribu. Harganya sangat tinggi dibandingkan minyak tanah atau solar,” kata Barino, Ketua Unit Produksi DME Patutrejo kepada KR, Sabtu (12/3).
Meningkatnya biaya produksi pembuatan biodiesel antara lain akibat lamanya proses produksi, sehingga upah tenaga kerja membengkak. Sekali masa produksi, diperlukan waktu minimal dua minggu. Selain itu, kapasitas produksi minyak bakar tersebut tidak bisa maksimal. Selain itu lonjakan biaya juga akibat harga bahan kimia yang tinggi.
Unit mesin biodiesel di Desa Patutrejo maksimal hanya mampu menghasilkan 80 liter minyak setiap dua minggu. “Idealnya 100 liter, namun seluruh bahan yang diproses hanya menghasilkan 80 liter. Kami akui, kinerja mesin kurang maksimal, namun tidak tahu apa penyebabnya,” ungkapnya.
Untuk menghasilkan seratus liter biodiesel, diperlukan sedikitnya 1,2 ton biji nyamplung kering. Biaya produksi juga makin membengkak jika kondisi cuaca tidak panas maksimal. Biji nyamplung harus dijemur di bawah sinar matahari setelah proses pengukusan. Jika panas maksimal, pengeringan membutuhkan waktu tiga hari.
Biaya produksi untuk satu liter biodiesel dengan kapasitas produksi sebanyak 80 liter mencapai Rp 23 ribu. Biaya melonjak menjadi Rp 29 ribu jika kapasitas produksi biodiesel naik menjadi 100 liter.
Bahan baku juga sulit didapat di wilayah Kabupaten Purworejo. Selama ini, DME Patutrejo mengambil biji yang harganya Rp 1.000 setiap kilogram itu dari luar daerah. Bahkan, sebelum menghentikan operasi, mereka sempat membeli biji Nyamplung dari Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur.
Demplot DME Patutrejo juga terancam tidak bisa melanjutkan usaha karena kesulitan mengakses pasar. Tingginya harga membuat mereka kesulitan menjual biodiesel. “Tujuan utama DME memang untuk mencukupi kebutuhan energi masyarakat setempat. Namun dengan harga demikian tinggi, petani tidak akan mampu membeli. Kami tidak berani menawarkannya kepada masyarakat,” tandasnya.
Sejak diresmikan Menteri Kehutanan RI Zulkifli Hasan akhir 2009, instalasi biodiesel itu baru beroperasi sekitar dua kali. Unit tersebut baru mampu menghasilkan 100 liter biodiesel dan 100 liter biokerosin. Sebanyak 200 liter minyak tersebut laku dijual kepada Pertamina dan kelompok peneliti di Tangerang total senilai Rp 4 juta.
“Padahal, biaya yang dikeluarkan untuk produksi mencapai belasan juta rupiah, untung saja uang itu berasal dari bantuan stimulans,” tuturnya.
Pemerintah baru setengah-setengah dalam menerapkan kebijakan terkait energi alternatif. Menurutnya, unit DME Patutrejo membutuhkan pendampingan produksi dan pemasaran yang berkelanjutan, sehingga biaya bisa ditekan sekecil mungkin dan sudah ada konsumen biodiesel produksi mereka.
Pemerintah juga diminta membantu mengatasi persoalan limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan minyak. “Kabarnya, ampas biji nyamplung bisa dijadikan briket bahan bakar. Pemerintah harus mengajarkan cara menjadikan limbah menjadi layak jual, sehingga kami tidak membuangnya begitu saja. Pendampingan semacam itu yang selama ini tidak pernah dilakukan pemerintah,” tegasnya.
Sekdes Patutrejo Sukardi mengungkapkan, biodiesel yang dihasilkan dari instalasi pembuatan di desanya sudah layak pakai. Sejumlah warga sukses mencobanya pada mesin traktor dan mobil yang mereka miliki.

sumber: KR

0 komentar:

About This Blog

Blog ini berisi kumpulan berita dari berbagai sumber.

Terutama yang berhubungan dengan Purworejo.

Semoga bisa membantu anda mengenal kota ini lebih dalam.

Terimakasih.

Berita Purworejo 2010 Presented By d-_-b

Back to TOP