Kamis, 09 Desember 2010

Ketika Harga Jagung Stabil, Petani Masih Tetap Merugi Terpukul Kenaikan Harga Pupuk

Harga jual jagung pipil kering di Kabupaten Purworejo stabil, namun kondisi itu tidak membuat petani merasa nyaman. Pasalnya, petani jagung di Kabupaten Purworejo tidak mendapatkan hasil panen yang maksimal untuk musim kali ini.

HENDRI UTOMO, Purworejo PETANI Jagung, Kirmanto, 42, warga Bagelen, Kecamatan Purworejo mengatakan, harga jagung pipil kering di tingkat petani kini Rp 2.400 per kilogram. Harga itu bahkan sudah bertahan selama dua tahun terakhir.
"Ya harga jagung stabil namun biaya produksinya yang naik, harga pupuk urea misalnya kini sudah naik meski barang tersedia banyak," ungkap Kirmanto, Kamis (2/12) kemarin.
Petani lain, Karsomiharjo, 35, warga Ketawangrejo, Kecamatan Grabag, menimpali, dirinya telah membudidayakan tanaman jagung pada lahan seluas seperempat hektare tepat di pinggir Jalan Daendels yang masih masuk wilayah desanya.
"Sekali musim tanam jagung saya membutuhkan sekitar 60 kilogram (1 zak) pupuk urea. Setiap zak pupuk urea kini harganya Rp 80 ribu," katanya.
Dikatakan Karsomiharjo, sejak bulan April 2010, pemerintah telah menaikkan harga pupuk urea bersubsidi dari Rp 65 ribu menjadi Rp 80 ribu setiap zak-nya. "Selain pupuk, harga benih jagung juga naik. Menamam jagung di lahan seluas seperempat hektare ini saja saya harus menyediakan lima kilogram benih jagung. Harganya Rp 60 ribu setiap kilogram benih," terangnya.
Jika panen sukses, sambung Karsomiharjo, hasilnya sekitar sembilan kuintal jagung pipil kering. Keluhan petani jagung pada umumnya, keuntungan yang diperoleh petani kini makin sedikit.
"Bahkan, petani akan mengalami kerugian apalagi kalau menyewa tenaga buruh untuk mengerjakan ladang atau memanen jagung. Sekarang jangankan menyewa buruh, kami bahkan tidak menghitung berapa biaya tenaga selama mengolah ladang jagung," ujarnya.
Idealnya, tegas Karsomiharjo, kenaikan biaya produksi seharusnya diimbangi dengan naiknya harga jual jagung. Itu hanya untuk mengimbangi biaya produksi, harga jagung pipil kering minimal Rp 2.600 setiap kilogram.
"Namun, tidak memiliki kemampuan untuk menaikkan harga hingga Rp 200 untuk setiap kilogram jagung. Harga juga tidak bisa dinaikkan, karena pedagang sudah kompak mematok harga jagung pada kisaran Rp 2.400 setiap kilogram. Ya tidak seimbang, paslnya biaya produksi terus saja naik," pungkasnya.

Sumber:RadarJogja

0 komentar:

About This Blog

Blog ini berisi kumpulan berita dari berbagai sumber.

Terutama yang berhubungan dengan Purworejo.

Semoga bisa membantu anda mengenal kota ini lebih dalam.

Terimakasih.

Berita Purworejo 2010 Presented By d-_-b

Back to TOP